Accelerated Learning Part I ( Bagaimana Cara Otak Bekerja )

Selasa, Oktober 28, 2014 0 Comments

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan e-book yang berjudul "Accelerated Learning" oleh Colin Rose. Buku ini menjelaskan tentang banyak hal yang berkaitan dengan otak kita dan bagaimana menggunakan potensi otak secara maksimal. Khususnya dalam proses belajar. 
Peneliti dari Jerman bernama Hermann Ebbinghaus melakukan eksperimen pada tahun 1879 hingga 1885. Dari eksperimen tersebut, disimpulkan bahwa jumlah waktu yang kita habiskan untuk belajar, sebanding dengan jumlah pengetahuan yang kita dapat. Dengan kata lain, semakin lama kita belajar, semakin banyak pula pengetahuan yang kita dapat. Ebbinghaus menamakan hal ini total time hypothesis. Hal ini pula yang menjadi dasar cara kita belajar. Belajar harus disertai dengan tekad kuat dan pengulangan secara terus menerus.
Buku tentang accelerated learning ini, secara garis besar membahas tentang bagaimana kita keluar dari total time hypothesis. Belajar dengan waktu minimal, namun dengan hasil maksimal.
Saya selalu tertarik dengan buku-buku tentang self-development. Maka dari itu, saya akan merangkum dan berbagi pengetahuan kepada anda. Semoga postingan ini bermanfaat bagi para pembaca :)
Sebelum membahas trik-trik dalam accelerated learning, ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara otak kita bekerja.

Otak Manusia

Tahukah anda bahwa manusia hanya menggunakan kurang dari 4% potensi otaknya? Masih terdapat 96% potensi otak yang belum terpakai. Bisa dibayangkan bagaimana jika kita dapat menggunakan potensi otak secara maksimal. Hasilnya tidak hanya berpengaruh pada kecepatan belajar, tapi juga pengayaan pada seluruh aspek kehidupan.

Neuron

Rata-rata otak manusia terdiri dari 12-15 miliar sel-sel saraf. Di dalamnya terdapat sel-sel saraf otak atau disebut neuron. Kekuatan otak tergantung pada jumlah neuron dan jumlah koneksi antar neuron. Semakin otak kita dirangsang, maka koneksi antar neuron akan semakin banyak.
Neuron sendiri terdiri dari serat yang disebut axon. Axon dibungkus oleh lapisan lemak yang disebut myelin. Juga terdapat dendrite yang terlihat seperti serat yang bercabang-cabang. Secara garis besar, axon mentransmisikan impuls elektrik dan dendrit menerimanya. Dan pertemuan dimana dua sel saraf bertemu disebut synapse. Synapse adalah jarak yang sangat kecil antar dua sel saraf. Koneksi antar dua sel terjadi ketika zat kimia tertentu (neuro-transmitter) menjembatani synapse.



Otak kanan dan Otak kiri

Otak dibagi secara fisik menjadi dua bagian, Otak kanan dan otak kiri. Otak kanan mengontrol dan menerima rangsang dari bagian tubuh sebelah kiri dan sebaliknya.
Kedua bagian otak tersebut dihubungkan oleh jaringan yang sangat kompleks yang disebut corpus callosum. Kedua bagian otak tersebut juga memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri fokus pada bahasa, proses matematis, logika, urutan, analisis (hal-hal yang berbau akademis). Sedangkan otak kanan fokus pada musik, gambar, pola spasial, warna, dll.


Kedua bagian otak tersebut penting. Tidak mungkin kita hanya menggunakan otak kiri saja atau otak kanan saja. Potensi yang sebenarnya dapat diraih ketika otak kanan dan otak kiri digabungkan atau digunakan bersama. 
Leonardo da Vinci adalah salah satu contoh bukti potensi yang dapat diraih oleh seseorang ketika menggunakan kedua bagian otaknya secara maksimal. Leonardo da Vinci adalah seniman terkenal, ahli matematika, dan ilmuwan yang sukses pada masanya. Two-brain is always better than one.

The Triune Brain

Otak tidak hanya dibagi secara horizontal menjadi otak kanan dan kiri tetapi juga secara vertikal menjadi 3 bagian. Yaitu otak reptilia (brainstem), otak mamalia (Lymbic system) dan Neo Cortex.





Otak reptilia mengontrol respon naluriah manusia,  Otak mamalia mengontrol emosi, seks pusat kesenangan, dan Neo-Cortex mengontrol proses intelektual.
Semua perilaku yang kita miliki, merupakan interaksi antar ketiganya. Sebagai contoh, kepribadian kita ditentukan oleh interaksi antara otak mamalia dan neo-cortex. 
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa kunci dari proses belajar yang efektif berada pada lymbic system. Karena dengan melibatkan emosi, adalah cara yang paling efektif untuk menciptakan perhatian dan memori. Sebagai contoh, kita tidak akan lupa bagaimana kita merasa sakit hati kepada seseorang yang telah menyakiti kita. Bahkan kita mungkin akan ingat seumur hidup.


Notes :

Belajar tidak terbatas oleh usia. Belajar merupakan proses abadi yang ditempuh manusia dari lahir hingga mati. Tetapi banyak dari kita percaya bahwa semakin kita tua, semakin sulit dalam belajar atau menguasai hal baru. Hal ini menimbulkan pertanyaan " Apakah kemampuan seseorang berkurang seiring dengan bertambahnya usia? ". Jawabannya adalah TIDAK. Yang menurun atau memburuk adalah tubuh. Setelah kita melewati usia 50 tahun ke atas, 50% manusia akan mengalami pengurangan supply oksigen ke seluruh tubuh karena arteri yang tersumbat oleh lemak. Hal tersebut dikarenakan otak sangat membutuhkan oksigen. Otak yang beratnya hanya 2% dari berat tubuh membutuhkan 20% supply oksigen tubuh. D.A Rappaport dalam "emotions and memory" menyimpulkan bahwa tingginya tekanan darah mempengaruhi hilangnya kemampuan mental. Dan ketika hipertensi dan tekanan darah menurun, fungsi otak kembali meningkat.
Oleh karena itu, mengontrol asupan oksigen tubuh dengan cara berolahraga sangatlah penting.

Unknown

A son, student, adventurer, software developer, musician

0 komentar: